Geybi Mangente
Selasa, 14 November 2017
Tugas 8. Membuat Peta Administrasi Kecamatan Singkil Kota Manado
Di Peta ini menjelaskan tentang desa-desa yang sudah dirangkum menjadi kecamatan-kecamatan serta sudah memberi batas dari setiap kecamatan.
Senin, 23 Oktober 2017
Kuliah Lapangan Ke BAPELITBANGDA
Foto Bersama Kepala Bapelitbangda
Kami Mahasiswa/i Teknik Elektro Jurusan Informatika
Universitas Sam Ratulangi, melakukan Kuliah Lapangan pada tanggal 17 Oktober
2017 ke BAPELITBANGDA Kota Manado. Yang mendampingi ketempat tersebut ialah
Dosen Pengampuh kami Yaulie Rindangen ST, M.SSc, MM. Dan saat kami tiba di
tempat, disambut langsung oleh Kepala BAPELITBANGDA yaitu Dr. Liny Tambajong,
ST, M.Si. Disana kami mendapat penjelasan tentang cara kerja dan manfaat
SIG/GIS bagi Kota Manado. Penjelasan itu sendiri dijelaskan oleh Ibu Liny
selaku kepala BAPELITBANGDA beserta Tim Kerja yang mengembangkan SIG/GIS di
Kota Manado.
Foto bersama Ibu Liny selaku Kepala Bapelitbangda
Disana kami mendapat beberapa penjelasan contohnya
melalui peta yang telah dikembangkan, pemerintah bisa memantau siapa saja yang sudah/belum
membayar pajak. Cara kerjanya, dengan adanya data yang dimasukkan dari setiap
kependudukan dmaka dibuatlah letak pada sebuah peta yang langsung mengaksesnya dengan
data yang telah dimasukkan pada database yang telah dibuat. Dan juga Pemerintah
Kota Manado membuat sebuah aplikasi guna memantau keberadaan khusus bagi
pegawai pemerintah melalui peta.
Foto Di Studio Big Data
Selain itu, kami juga berkesempatan mengunjungi
studio Big Data dan Cerdas Command Center (C3).
Di studio Big Data, kami mendapat penjelasan tentang solusi atau cara menangani tempat kumuh diberbagai lokasi di Sulawesi Utara, yang di tangani oleh Tim Kotaku. Solusi dan penanganannya bertujuan menjadikan Kota Manado, Kota Parawisata menjadi lebih baik.
Foto 12 Aplikasi Smart Solutiona Pada Ruangan Cerdas Command Center (C3)Di studio Big Data, kami mendapat penjelasan tentang solusi atau cara menangani tempat kumuh diberbagai lokasi di Sulawesi Utara, yang di tangani oleh Tim Kotaku. Solusi dan penanganannya bertujuan menjadikan Kota Manado, Kota Parawisata menjadi lebih baik.
Sedangkan di Cerdas Command Center (C3), kami
mendapat kesempatan dengan diperlihatkan 12 aplikasi Smart Solution yang di
kerjakan atau di kelola di ruangan C3. 12 aplikasi Smart Solution terdiri dari
aplikasi Qlue, e-Gol, Taupang, siTasya, Lapor Manado, RICCA, siGita, Manado
360, ekon, ePuskesmas, Kanal Resmi Pemerintahan Kota Manado, dan Radio
Komunikasi Gagak.
Pada kunjungan Kuliah Lapangan ini kami mendapat
tambahan pelajaran serta informasi tentang manfaat serta cara kerja dengan
menggunakan metode SIG.
Senin, 09 Oktober 2017
Tugas 6. Review Membandingkan Layer Menggunakan Google Earth, Review Webgis
1 * Disini saya mereview kampung halaman saya yang
berlokasi di Kakas, Minahasa dari tahun 2013-2016
Pada gambar pertama diatas ada
kondisi kakas minahasa yang masih memiliki lahan kosong yang luas pada tahun
2013
Dan gambar kedua diatas terlihat lahan yang kosong pada tahun 2013 telah berubah dan dibangun bangunan SLB (Sekolah Luar Biasa) yang sekolahnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus
2. * WebGIS
Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. WebGIS merupakan aplikasi Geographic Information System (GIS) yang dapat diakses secara online melalui internet/web.
GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya.
contoh daripada webgis ialah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data. Di lingkungan web prinsip-prinsip tersebut di gambarkan dan di implementasikan seperti pada table berikut :
Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. WebGIS merupakan aplikasi Geographic Information System (GIS) yang dapat diakses secara online melalui internet/web.
GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya.
contoh daripada webgis ialah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data. Di lingkungan web prinsip-prinsip tersebut di gambarkan dan di implementasikan seperti pada table berikut :
GIS
Prinsip
|
Pengembangan
Web
|
Data
Input
|
Client
|
Manajemen
Data
|
DBMS
dengan komponen spasial
|
Analisys
Data
|
GIS
Library di Server
|
Representasi
Data
|
Client/server
|
Tujuan dari Webgis adalah :
- Memutakhirkan data dan menyusun mekanismenya yang bisa diterapkan.
- Mengembangkan peta digital berbasis WebGis untuk memudahkan pencarian data dan informasi tentang jaringan jalan, Fasilitas transportasi, aluran pematusan dan sarana prasarana pemadam kebakaran.
Dan manfaat daripada Webgis yaitu :
Tersedianya peta atau informasi yang berbasis WebGIS yang tersusun dengan baik, akurat, mudah dibaca, dan mudah dimengerti oleh awam sekalipun, baik berupa data maupun peta skematik.
Dan juga dibawah ini juga ada beberapa software yang
mendukung untuk Webgis :
Software WebGIS berbayar :
· ESRI ArcGIS Server
· DEMIS
· GeoMedia WebMap
· MapInfo MapXtreme
Software WebGIS berbayar :
· ESRI ArcGIS Server
· DEMIS
· GeoMedia WebMap
· MapInfo MapXtreme
Open source
· SGeo
Live 5.0
· SAGA
GIS.
· MS4W
(MapServer For Windows)
· PostgreSQL
· MapGuide
Open Source
· ALOV
· GeoServer
· MapBender
· OpenLayer
Kamis, 21 September 2017
Tugas 5. Review Karya Ilmiah Tentang Proyeksi UTM
UTM (Universal
Transerve Mercator) dikembangkan oleh Amerika Serikat Army Corps Of
Engineers pada tahun 1940-an. Di Amerika Serikat daerah berbatasan, menggunakan
model ellipsoid (Clarke 1866) digunakan untuk daerah sisa bumi, dan termasuk
bagian Hawai menggunakan ellipsoid internasional.
Dan UTM sendiri memiliki artian yaitu metode grid berbasis menentukan lokasi dipermukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis dari 2 dimensi.
Proyeksi UTM terdiri dari beberapa ciri, yaitu :
1. Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar 6º yang disebut Zone.
2. Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah bidang proyeksi.
3. Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang Proyeksi.
4. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir 2 dan 3 dengan interval sama.
5. Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta.
6. Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat = 0º, atau garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi terhadap garis Ekuator).
Dan UTM sendiri memiliki artian yaitu metode grid berbasis menentukan lokasi dipermukaan bumi yang merupakan aplikasi praktis dari 2 dimensi.
Proyeksi UTM terdiri dari beberapa ciri, yaitu :
1. Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar 6º yang disebut Zone.
2. Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah bidang proyeksi.
3. Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang Proyeksi.
4. Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir 2 dan 3 dengan interval sama.
5. Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta.
6. Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat = 0º, atau garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi terhadap garis Ekuator).
Dan mengapa proyeksi UTM digunakan karena,
- Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang
- Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
- Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
- Kondisi geografi negara Indonesia membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat sampai ke Timur yang relatip seimbang
- Untuk kondisi seperti ini, sistim proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi minimal).
- Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan batasan luasan bidang 6º antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan sebagai Zone.
Sulut (Manado) Zone UTM yang bertitik Koordinat yaitu:
Coord_X = 124.8383
Coord_Y = 1.4829
Zone_UTM = 51 North
Coord_X = 124.8383
Coord_Y = 1.4829
Zone_UTM = 51 North
Jumat, 15 September 2017
Tugas 4. Data Spasial dan data Atribut
Data
Spasial
Pengertian Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah kontinental, nasional, regional maupun lokal. Data-data yang diolah dalam sistem informasi geografis (SIG) ini pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut, dimana data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan sedangkan data atribut merupakan data non spasial yang berfungsi menjelaskan berbagai objek pada data spasial tersebut. Dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut.
Bentuk penyajian data
spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam titik (point), garis (line) dan
area (polygon). Titik merupakan interpretasi tunggal dari koordinat x,y yang
menunjukkan lokasi suatu obyek tertentu seperti ketinggian, lokasi kota, titik
ke dalaman, lokasi sarana prasarana, lokasi pengambilan sampel survey dan
lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu tampilan
memanjang seperti jalan, sungai, kontur ketinggian, kontur ke dalaman, jalur
pelayaran dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh
garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama dan membentuk suatu ruang
yang memiliki informasi homogen, misalnya batas daerah, batas penggunaan lahan,
pulau, kawasan konservasi, ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove dan
lain sebagainya.
Dalam SIG, data spasial
direpresentasikan dalam dua format, yaitu data raster dan data vector. Data
raster adalah data-data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada
data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut dengan pixel (picture element). Data vektor merupakan bentuk bumi yang
direpresentasikan ke dalam bentuk titik, garis dan area.
Data raster sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti jenis
tanah, vegetasi, suhu perairan dan sebagainya. Keterbatasan utama dari data
raster adalah besarnya ukuran file. Semakin tinggi resolusi gridnya, semakin
besar ukuran filenya, dan ini sangat bergantung pada kapasitas perangkat keras
yang tersedia. Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna
untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data
batas-batas kadaster. Namun kelemahan data vektor yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
Data spasial dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
1. Peta Analog.
Peta analog yaitu peta
dalam bentuk cetak, seperti peta topografi, peta LLN (Lingkungan Laut
Nasional), peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) dan peta-peta tematik
lainnya. Umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi dan kemungkinan
besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan
sebagainya. Sebagai sumber data dalam SIG, peta analog harus dikonversi menjadi
peta digital. Caranya dengan mengubah format raster menjadi format vektor
melalui proses digitasi sehingga dapat mereferensikan koordinat sebenarnya di
permukaan bumi.
2. Data Penginderaan
Jauh.
Data penginderaan jauh
seperti citra satelit, foto udara dan sebagainya, merupakan salah satu sumber
data yang terpenting bagi SIG. Karena sifat datanya yang tersedia secara
berkala serta bisa mencakup area tertentuyang diinginkan. Dengan beragamnya
satelit di ruang angkasa dengan spesifikasi masing-masing, bisa diperoleh
berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Melalui metode
pengolahan data tertentu, data citra satelit dapat menampilkan informasi yang
dibutuhkan seperti suhu perairan, kandungan klorofil perairan dan sebagainya.
Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data Hasil
Pengukuran Lapangan.
Data hasil pengukuran
lapangan merupakan data yang dihasilkan berdasarkan metode pengukuran dan
perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut,
contohnya nilai parameter fisika-kimia-biologi kualitas perairan, persentase
tutupan terumbu karang, kerapatan mangrove dan lain-lain. Untuk membuat
data-data hasil pengukuran ini bisa digunakan dalam SIG, maka harus dimasukkan
informasi spasial ke dalam data tersebut, yaitu koordinat lokasi pengambilan
sampel.
4. Data GPS (Global
Positioning System).
Teknologi GPS telah
memberikan terobosan penting dalam penyediaan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran
GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data-data yang dapat
diperoleh dengan menggunakan GPS diantaranya adalah data poin yang menunjukkan
lokasi dari tempat-tempat tertentu (point of interest). Data ini biasanya
direpresentasikan dalam format vektor.
5. Data Bereferensi
Spasial Lainnya.
Data lain yang memiliki
referensi spasial seperti batas administrasi wilayah dapat dijadikan sebagai
sumber data atribut dalam data SIG. Umumnya data ini bersifat tabular dan
berisi segala macam informasi dari berbagai bidang, termasuk kelautan dan
perikanan, di daerah administrasi tertentu misalnya seperti data-data statistik
kabupaten/kota dan provinsi. Dengan menggunakan informasi batas administrasi
pada data-data tersebut, selanjutnya data dapat digabungkan ke data spasial
batas administrasi sebagai atribut tambahan yang kemudian dapat digunakan untuk
visualisasi data yang lebih informatif.
Data
Atribut
Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah. Data atribut bisa berupa data kuantitatif (angka) seperti data jumlah penduduk dan dapat berupa data kualitatif (mutu) seperti data tingkat kesuburan tanah.
Kamis, 07 September 2017
Tugas 3. Review Data Collection
PEMETAAN TEMPAT KOST BERBASIS WEB.
Seiring
dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari waktu ke waktu dan
terjadinya
proses urbanisasi dan transmigrasi yang sangat cepat dalam kehidupan masyarakat
menyebabkan
kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat secara proporsional. Upaya
masyarakat
untuk memperbaiki tingkat pendapatan, pendidikan, kesejahteraan, dan kehidupan
yang
lebih layak
memberikan implikasi bagi ketersediaan tempat tinggal yang sifatnya sementara,
atau
dikenal
dengan istilah tempat kost. Namun dengan ketersediaan informasi yang sangat
terbatas
masyarakat
cenderung tidak memiliki informasi yang akurat dan relevan mengenai lokasi yang
memiliki
tempat kost dengan biaya yang terjangkau, dekat tempat kerja, dan melanjutkan
pendidikan.
Kenyataan ini merupakan kondisi yang sering terjadi, tidak terkecuali masyarakat
di
Kecamatan
Pontianak Utara. Kondisi yang demikian jelas membutuhkan sebuah sistem
informasi
geografis
yang dapat memetakan tempat (rumah) kost dengan berbagai fasilitas didalamnya
untuk
semua
kapasitas dan tipe kost agar memudahkan masyarakat dalam menentukan pilihan.
Sistem informasi geografis berbasis web atau yang dikenal sebagai WebGIS merupakan
Sistem informasi geografis berbasis web atau yang dikenal sebagai WebGIS merupakan
sistem
informasi geografis dengan menggunakan teknologi web untuk melakukan komunikasi
antar
komponen
sehingga dapat melakukan disseminasi dan analisis data spasial untuk menjangkau
masyarakat
secara lebih luas [1]. Sistem informasi geografis adalah bagian dari sistem
informasi
yang
ditambahkan fitur atau data dan analisis spasial yang diharapkan dapat membantu
pengguna
dalam
memahami dan melakukan analisis permasalahan secara lebih komprehensif [2].
Menurut
Ren Peng Z.
dan Tsing Tsou M., Web GIS atau yang disebut dengan Internet GIS didefinisikan
sebagai
suatu jaringan berbasis layanan informasi geografis yang memanfaatkan internet
baik
menggunakan
jaringan kabel maupun tanpa kabel untuk mengakses informasi geografis maupun
sebagai
tools guna melakukan spatial analysis [3]. Sistem informasi geografis memiliki
kemampuan
melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan
menampilkan
dan menganalisa data berdasarkan koordinat-koordinat tertentu. Aplikasi sistem
informasi
geografis saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga
bertambah dari
jenis
keragaman aplikasinya Dengan kata lain, pemetaan berbasis web adalah suatu
sistem
informasi
geografis yang diterapkan pada sistem komputer berbasis internet atau
setidaknya
intranet
sehingga sebuah client dapat mengakses banyak server yang berbeda [4].
Sistem
informasi geografis merupakan sebuah sistem perangkat lunak geospasial yang
memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
berefrensi
geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database.
Sistem
informasi geografis dapat membantu dalam perencanaan, pengawasan dan pembuatan
keputusan
dengan memadukan antara data spasial dan non-spasial. Teknologi sistem
informasi
geografis
mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa
statistic,
dengan
kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan
inilah yang
membedakan sistem informasi geografis dengan sistem informasi lainnya yang
membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan
stategi, dan
memprediksi apa yang akan terjadi [5]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merancang
dan membangun sistem informasi geografis mengenai informasi tempat kost
khususnya
di kecamatan
Pontianak Utara dengan menggunakan web agar dapat menyajikan informasi secara
terintegrasi
dari data spasial dan data non spasial. Informasi yang ditampilkan lebih
interaktif
karena
ditampilkan dalam bentuk google map sehingga dapat memberikan kemudahan kepada
pengguna
seperti masyarakat umum, siswa, mahasiswa dan karyawan.
Penelitian
mengenai sistem informasi geografis sudah banyak dilakukan diantaranya sistem
informasi
geografis untuk pemetaan tempat kesehatan di Kota Jambi [6], sistem informasi
geografis
industri di Kabupaten Kudus [7], dan sistem informasi penataan ruang provinsi
Jawa
Tengah [8].
Rata-rata penelitian tersebut menghasilkan pemetaan yang sangat signifikan
dengan
kebutuhan
informasi mengenai area geospasial. Penelitian ini berbeda degan peneliti
sebelumnya
dalam
menghasilkan sebuah aplikasi sistem informasi geografis, dimana dalam
penelitian ini
menggunakan
bahasa PHP, database MySQL dan menggunakan Google Map API (Application
Programming
Interface) untuk menampilkan google maps pada halaman web. Memanfaatkan
penggunaan
GPS (Global Positioning System) dengan bantuan aplikasi android One Touch
Location
untuk mendapatkan titik koordinat Latitude and Longitude dari bangunan fisik
lokasi
tempat kost.
Rabu, 30 Agustus 2017
Tugas SIG. Review Skripsi Tentang SIG/GIS
Sistem
Informasi Geografis (bahasa
Inggris: Geographic
Information System disingkat GIS) adalah sistem
informasi khusus yang
mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau
dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem
komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi
berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database. Para praktisi
juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan
untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG
bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat
saat terjadi bencana alam,
atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah(wetlands)
yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
Sejarah perkembangan
35000
tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis,
para pemburu Cro-Magnon menggambar
hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi
hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada
sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke
database atribut.
Pada
tahun 1700-an teknik
survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal
pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan
pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa
lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh
penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan
menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal
pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen
Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger
Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada),
digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan
untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) -
sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada
dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam
bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan
klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS
merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan
yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem
koordinat national yang membentang di atas benua Amerika, memasukkan garis
sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan
informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangnya, seorang geografer
bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS
bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan
komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan
perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan
berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada
pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua
pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri
pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu
lagi pertumbuhan SIG pada workstationUNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20,
pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada
format data dan transfer.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis
Langganan:
Postingan (Atom)